Ilmu Pengetahuan Teknologi dan Kemiskinan
Pengertian Ilmu
Pengetahuan
Ilmu adalah suatu objek
pengetahuan yang diperoleh secara ilmiah, empiris, sistematis, rasional, umum
dan kumulatif. Sedangkan pengetahuan sendiri menurut Aritoteles pengetahuan yang diinderai dan dirasai dapat merangsang
budi.
I.R Poedjowijatno dalam
bukunya “Tahu dan Pengetahuan” yang merinci syarat-syarat ilmiah sebagai
berikut :
1. Berobjek
Syarat utama suatu
pengetahuan bersifat ilmiah ialah harus memiliki objek. Dibedakan menjadi objek
forma dan objek material. Objek forma dari segi sudut pandang apa suatu
pengetahuan itu dibahas. Objek materia yaitu merupakan pembahasan dan
pengkajian suatu ilmu pengetahuan baik nsecara empiris maupun nonempiris.
2. Bermetode
Setaiap ilmu pengetahuan
harus mempunyai metode yaitu seperangkat cara atau system pendekatan untuk
mendapatkan suatu kebenaran yang bersifat objektif.
3. Bersistem
Suatu ilmu pengetahuan
ilmiah haruslah merupakan kesatuan yang utuh. Bagian-bagian dari pengetahuan
ilmiah itu harus merupakan suatu kesatuan antara bagian lain yang saling
berhubungan.
4. Bersifat Universal
Kebenaran suatu ilmu
pengetahuan harus bersifat universal tidak terbatas pada ruang, waktu, situasi,
kondisi, maupun jumlah.
Tingkatan Pengetahuan
Ilmiah
Pengetahuan deskriptif
yaitu suatu pertanyaan ‘bagaimana’
Pengetahuan kausal
yaitu suatu pertanyaan ‘mengapa’
Pengetahuan normative
yaitu suatu pertanyaan ‘kemana’
Pengetahuan essensial
yaitu suatu pertanyaan ‘apa’
Sumber pengetahuan :
1.
Ide/gagasan.
2.
Kenyataan
3.
Kegiatan
akal-budi,
4.
Pengalaman
5.
Sintesis budi
6.
Meragukan suatu
objek pengetahuan karena tidak adanya sarana untuk mencapai ilmu engetahuan
yang pasti.
Pembuktian suatu
pengetahuan bernilai benar yaitu :
1.
Pengetahuan
dianggap benar apabila proposisi yang dibuktikan berhubungan dengan hipotesis
terdahulu.
2.
Pengetahuan
dianggap benar apabila tidak bertentangan dengan kenyataan yang ada.
3.
Pengetahuan
dianggap benar apabila mempunyai kosekuensi praktis terhadap pengetahuan itu
sendiri.
Komponen penjaga tubuh
ilmu pengetahuan :
1.ontologis
2.epistemologis
3.aksiologis
Ontologism yaitu suatu ilmu
pengetahuan dikaji sehingga jelas ruang lingkup wujud objek penelaahnya.
Epistemologis yaitu suatu cara bagaimana materi ilmu pengetahuan diperoleh dan
disusun. Aksiologis asas menggunakan ilmu pengetahuan
atau fungsi dari ilmu pengetahuan.
Teknologi
Teknologi adalah sarana
dan prasarana yang membantu manusia dalam melangsungkan kehidupannya. Dewasa
ini teknologi sangat berkembang pesat dan terus berkembang dari waktu kewaktu.
Teknologi berasal dari
kata techno dan logy berate suatu ilmu yang berkaitan dengan teknik. Atau ilmu
yang mempelajari cara-cara kerja teknik.
Jaques Ellul dalam
bukunya “the technology society” menuliskan teknik dan bukan teknologi meskipun
keduanya berkaitan erat namun istilah teknik menurut Ellul tidak selalu
berkaitan dengan mesin, menurutnya teknologi adalah sebuah prosedur untuk
memperoleh hasil suatu produk untuk manusia.
Fenomena teknik menurut Sastrapratedja (1980) memiliki ciri-ciri sebagia
berikut :
1.
Rasionalistas
Tindakan
spontan oleh teknik diubah menjadi tindakan yang direncanakan dengan
perhitungan rasional
2.
Artifisialitas
Selalu
membuat sesuatu yang buatan tidak alamiah
3.
Otomatisme
Dalam hal
metode, organisasi dan rumusan dilaksanakan secara otomatis. Demikian juga
dengan teknik mampu mengeliminasikan kegiatan non teknis menjadi kegiatan
teknis
4.
Teknik
berkembang pada suatu kebudayaan
5.
Monisme,
artinya semua teknik bersatu, saling berinteraksi dan saling bergantung
6.
Universalisme,
artinya teknik melampaui batas-batas kebudayaan dan ediologi, bahkan dapat
menguasai kebudayaan.
7.
otonomi
artinya teknik berkembang menurut prinsip-prinsip sendiri
Macam-macam teknologi :
1.
Teknologi
dibidang ekonomi membantu manusia dalam memproduksi barang-barang industry
seperti : pabrik-pabrik, dll.
2.
Teknologi
dibidang informasi dan komunikasi : teknologi ini terus berkembang pesat dan
selalu muncul inovasi terbaru sesuai dengan tuntutan zaman. Contoh :
perkembangan dunia handpone, bisnis, dll.
3.
Teknologi
dibidang organisasional seperti dibidang administrasi, militer, politik, dll.
Kemiskinan
Seseorang dikategorikan
berada dibawah garis kemiskinan adalah mereka yang pendapatannya sulit untuk
memenuhi kebutuhan perhari mereka seperti bahan sandang dan pangan.
Kemiskinan menjadi
suatu masalah bagi sebuah bangsa apabila angka kemiskinan terus meningkat, hal
ini memerlukan perhatian pemerintah dalam menangani masalah kemiskinan. Di
Indonesia kemiskinan sendiri menjadi suatu hal yang biasa bias terlihat karena
mudah sekali ditemukan. Tidak hanya didaerah pedesaan akan tetapi juga banyak
terdapat didaerah perkotaan. Menurut badan pusat statistic atau BPS angka
kemiskinan di Indonesia pada bulan maret 2014 mencapai 11,25% atau 28,28 juta
orang dibandingkan pada september 2013 yang mencapai 28,60 juta orang (sumber :
bps.go.id). hal ini menunjukan Indonesia mengalami kenaikan angka kemiskinan
yang berate menjadi sebuah masalah bersama bagi masyarakat Indonesia.
Kemiskinan spatutnya
bias dikurangi , dibatasi jumlahnya, karena kemiskinan tersebut tidak bias
dihapus secara menyeluruh yang perlu dilakukan pemerintah berusaha untuk
menaikan taraf kehidupan mereka tidak lagi dibawah garis kemiskinan.
Dampak negative dari
kemiskinan :
1.
Suatu Negara
akan terkenal dengan rakyatnya yang miskin dan bias menurunkan harkat dan
martabat suatu Negara karena kegagalan mereka dalam mengatasi kemiskinan
dinegaranya.
2.
Masyarakat tidak
lagi memikirkan rasa nasionalis, patriotis, epmpati, sosialis karena mereka
hanya memikirkan kebutuhan merkea sehari-hari.
3.
Orang tua tidak
akan mementingkan pendidikan anaknya sehingga potensi generasi muda bangsa
telah terkikis karena kemiskinan.
4.
Peningkatan
kriminalitas akan semakin terlihat jelas. Seseorang sudah tidak lagi memikirkan
benar atau salah ataupun merasa malu melakukan tindak kejahatan.
Dampak positive adanya
kemiskinan
Walaupun lebih banyak dampak negative dari pada
dampak positif namun kita juga perlu melihat dari sudut pandang lain tentang
kemiskinan. Di Indonesia semua ingin menjadi orang yang lebih baik dari segi
apapun, menjadikan mereka bekerja keras untuk meraih sesuatu namun posisi
strategis mereka tidak bias berjalan sendirian tanpa ada bantuan kecil dari
orang-orang dibawah mereka seperti bangunan kantor, kampus, sekolah dan
lain-lain tidak akan ada jika tidak ada orang yang mau menjadi kontraktor
bangunan dan pekerjaan kasar lainnya yang biasanya mereka berlatar belakang
dari rakyat yang tidak memiliki pendidikan tinggi, walaupun sebagian kecil ada.
Untuk itu kemiskinan mungkin tidak bias dihilangkan
secara seratus persen hanya saja jangan sampai banyak warga yang hidup dibawah
garis kemiskinan maka taraf kehidupan mereka harus ditingkatkan.
Cara mengatasi kemiskinan dengan hubungan ilmu
pengetahuan dan teknologi
Ilmu pengetahuan yang
diaplikasikan untuk kehidupan manusia melahirkan suatu teknologi yang membantu
kebutuhan manusia dengan teknologi yang diperoleh dari ilmu pengetahuan maka
manusia bias berproduksi, maka banyak dibangun suatu industry untuk menciptakan
barang produksi kebutuhan manusia sehingga banyak diperlukan lapangan
pekerjaan. Lapangan pekerjaan ini biasanya merekrut karyawan mereka dengan
pendidikan minimal SMA sehingga masyarakat yang tidak memiliki gelar sarjanapun
dapat memperoleh pekerjaa sehingga taraf kehidupan mereka meningkat. Begitupun
industry perumahan yang hanya mengandalkan keterampilan seseorang tanpa dilihat
latar belakang pendidikan mereka.
Maka para sarjana
ketika terjun didunia pekerjaan maka mereka perlu membangun sesuatu hal dari
ilmu yang mereka peroleh, untuk ikut bekerja sama dengan pemerintah mengatasi
masalah kemiskinan dengan membuat lapangan pekerjaan baru, bagi mereka yang
nanti lulusnya hanya mengejar suatu kedudukan atau posisi tertentu juga sah-sah
saja, namun kita akan lebih bias merasakan kepuasan jika mengambil andil untuk
kemajuan bangsa seperti menciptakan lapangan pekerjaan.
Sumber Diktat Gunadarma Ilmu Sosial Dasar Bab 8
Prof. Dr. Kaelan, M.S Pendidikan Pancasila Hal 16,17,18. Yogyakarta : Paradigma.2010.